Sabtu, 12 Januari 2013

cara pemakaman tersadis

10 Tradisi Pemakaman Sadis di
Dunia
Kematian adalah satu tahapan
misterius dalam kehidupan yang
semua manusia pasti hadapi.
Dalam menyikapi kematian ini,
sejumlah peradaban di dunia
memiliki caranya sendiri,
termasuk memperlakukan jasad
yang sudah tak bernyawa.Pada
umumnya, saat ini manusia
memakamkan kerabat mereka di
dalam tanah, seperti yang
diajarkan dalam beberapa agama
besar yang berkembang di
dunia. Namun, ada juga cara
aneh yang dilakukan sekelompok
manusia. Malah bisa dibilang cara
tersebut sangat sadis. Berikut 10
daftar prosesi kematian teraneh
dan tersadis di dunia:
10. Mumi
Proses pemakaman yang berasal
dari Mesir kuno ini mungkin cara
yang paling terkenal di dunia.
Prosesi untuk kalangan kelas
atas ini dilakukan dengan
mengeluarkan seluruh organ
tubuh terlebih dahulu, termasuk
otak, melalui hidung.
Tubuh kemudian diisi dengan
bahan kering seperti serbuk
gergaji lalu kemudian dibungkus
dengan linen. Orang Mesir
percaya, mumifikasi ini
membantu jiwa dalam perjalanan
menuju akhirat.
9.Cryonic atau pembekuan
Cryonic adalah teknik
pembekuan mayat sehingga sel-
sel tubuh tidak rusak. Penemu
metode ini adalah Robert
Ettinger dan meninggal pada 23
Juli 2011. Dia pun menjadi orang
ke-106 yang memanfaatkan
teknologi ini. Biasanya,
pengguna teknik ini yakin bisa
dihidupkan lagi. Seseorang yang
meninggal kemudian segera
dimasukkan dalam larutan
nitrogen kemudian dibekukan
untuk menghindari kerusakan
sel-sel tubuh.
8. Kremasi ala Bali
Berbeda dengan suasana
pemakaman barat yang muram,
atmosefer upacara kematian
umat Hindu Bali menyerupai
karnaval. Jasad orang mati diarak
menuju lokasi pembakaran.
Setelah diarak, mayat kemudian
dipindahkan ketempat
berbentuk sapi untuk kemudian
dibakar. Upacara ini disebut
Ngaben.
7. Plastination
Teknik ini cukup kontroversial.
Plastination adalah teknik
mengawetkan tubuh dengan
menggantikan komponen air
dan lemak pada tubuh atau
organ mahluk hidup dengan
jenis plastik tertentu. Hasilnya,
tubuh tersebut tidak tidak
berbau atau busuk, dan bahkan
mempertahankan sifat sebagian
besar sampel asli. Teknik ini
diciptakan ahli anatomi Jerman
Gunther von Hagens pada tahun
1977. Semula, teknik ini
digunakan untuk mengawetkan
spesimen kecil untuk penelitian
medis. Obyek teknik ini
kemudian berkembang
menggunakan seluruh tubuh
manusia.
6.Gua kematian manusia
Neandertal
Sebelum mengenal pemakaman
di tanah, sekitar 100 ribu tahun
lalu, manusia Neandertal memilih
pelosok gua-gua di Eropa dan
Timur Tengah sebagai tempat
peristirahatan terakhir. Menurut
arkeolog, manusia Neandertal
menganggap gelap, relung
misterius di kedalaman gua
merupakan tempat yang baik
untuk mentransfer ke dunia lain.
5. Bog Bodies
Di abad pertengahan, penduduk
di sekitar rawa Eropa Utara
sengaja menyimpan kerabat
mereka yang meninggal di rawa
tersebut. Rupanya, rawa ini
memiliki kandungan yang
membuat jasad manusia awet.
4. Pemakaman ala kaum Tibet
Alih-alih memakamkan mayat di
tanah keras bebatuan, beberapa
orang Tibet mengirim jasad
orang-orang terkasih ke puncak
gunung. Jasad itu ditaruh di sana
supaya dimakan burung nasar.
Bahkan, ada beberapa jasad
yang sengaja dibongkar dan
dicampur tepung dan susu agar
(mungkin) terasa lebih enak bagi
burung sehingga tak ada jasad
tersisa.
3. Pemakaman kapal kaum
Viking
Di abad pertengahan, kaum
pelaut asal Skandinavia, Viking,
hidup dan mati di laut. Tapi, ada
prosesi khusus bagi Viking kaya
ketika mati. Mereka ditempatkan
di sebuah kapal yang penuh
dengan makanan, perhiasan,
senjata, bahkan kadang lengkap
dengan pelayan dan binatang
kesayangan. Semua fasilitas ini
ditaruh di kapal dengan harapan
Viking itu nyaman di kehidupan
setelah kematian. Perahu-perahu
itu kemudian dikubur di tanah,
dibakar, atau diarungkan ke laut.
Tujuan kehidupan setelah mati
prajurit Viking adalah Valhalla
atau ?Odin?s Hall.?
2.Pemakaman pohon
Banyak suku-suku asli di dunia
yang beranggapan bahwa cara
terbaik ?membuang? orang mati
adalah dengan menempatkan
mereka setinggi mungkin,
ketimbang menaruhnya di
bawah. Sejumlah suku di
Australia, British Columbia,
Amerika dan Barat Daya Siberia
diketahui mempraktikkan
pemakaman di atas pohon.
Mereka membungkus jasad
dengan kain kafan atau pakaian
lalu menaruhnya di lekukan
pohon agar membusuk secara
alami.
1. Menara Kesunyian
Penganut Zoroastrianisme
percaya bahwa tubuh manusia
tidak murni sehingga tidak boleh
mencemari bumi setelah mati
melalui cara kremasi atau
pemakaman. Sebaliknya, orang
mati harus dibawa ke
seremonial ?tower of silence?
atau menara kesunyian, yang
biasanya terletak di pada sebuah
dataran tinggi dan gunung
tinggi. Jasad kemudian dibiarkan
terbuka untuk dimangsa
binatang. Tulang-tulang sisa
yang kering terkena matahari
kemudian dikumpulkan dan
dilarutkan dalam kapur

1 komentar: