Jumat, 11 Januari 2013

animator Indonesia yang mendunia

7 Animator Indonesia Yang
Mendunia
Kebanyakan film” animasi kartun
adalah karya Hollywood dan
Jepang, banyak studio animasi
bertebaran disana, sebut saja
studio Pixar Animation dan Walt
Disney Animation. Namun dalam
keroyokan animator luar, terselip
beberapa animator Indonesia
yang tak kalah garang, dan
mampu bersaing dan survive di
level dunia, siapa saja mereka?
Mari Kita simak: “7 Animator
Anak Negri Tembus Level Dunia”
RINI SUGIANTO
Berawal dari kecintaan terhadap
karakter fiksi seorang jurnalis
berjambul bernama Tintin,
seorang animator muda asal
Indonesia bernama Rini Sugianto
sukses menembus kancah
perfilman Hollywood. Rini, lulusan
S2 dari Academy of Arts di San
Francisco, California, yang saat ini
bekerja sebagai animator di
perusahaan WETA digital di
Selandia Baru, baru-baru ini ikut
menggarap film “The Adventures
of Tintin.” Dalam film ini, Rini
bertindak sebagai animator
dengan andil paling besar. dia
mengerjakan paling banyak
adegannya, total ada 70 shot di
film Tintin. Saat ini, Rini juga
sedang menggarap animasi
untuk film Hollywood lainnya. film
The Avengers, gabungan
superhero seperti “Thor” dan
“Captain America”. Mari kita
tunggu film The Avengers karya
Rini.
GRISELDA SASTRAWINATA
Griselda pindah ke AS sejak dari
Bangku kelas 2 SMA dan
menamatkan SMA di sana, lalu ia
melanjutkan ke Art Center College
of Design di Pasadena, AS. Selain
bekerja di Dreamwork, Griselda
juga mengajar ilmu komunikasi
visual di kampus almamaternya.
Shrek adalah salah satu film
produksi dari Hollywood yang
melibatkan Griselda Sastrawinata,
seorang animator asal Indonesia
yang tinggal di California,
Amerika. Ia bekerja untuk studio
animasi terkenal Dreamwork.
Perusahaan film animasi inilah
yang sudah memproduksi
berbagai film terkenal seperti
Kungfu Panda, Madagascar,
Monster Aliens, serta banyak
yang terkenal lainnya.
ANDRE SURYA
Lahir di Jakarta, 1 Oktober 1984,
studi di Jurusan Desain
Komunikasi Visual Univeritas
Tarumanagara, Jakarta. Andre
adalah satu-satunya digital artist
asal Indonesia. Ia bernaung di
divisi Industrial Light and Magic
(ILM) Lucasfilm Singapore.
Lucasfilm merupakan salah satu
production company tersukses di
dunia, yang didirikan tahun 1971
oleh George Lucas, sutradara Star
Wars. Karya lainnya, City of
Enhasa, juga meraih juara satu di
Future World Contest. Iron Man
adalah film pertama yang ia
kerjakan. Setelah itu, ia terlibat
dalam penggarapan sejumlah
judul film seperti Star Trek,
Terminator Salvation,
Transformers: Revenge of the
Fallen, dan Iron Man 2. Ia juga
ikut menggarap Indiana Jones
and the Kingdom of the Crystal
Skull, Surrogates, dan
Transformers: Revenge of the
Fallen.
CHRISTIAWAN LIE
Chris Lie, tamatan ITB dan peraih
beasiswa full bright untuk kuliah
di jurusan sequential art (komik)
di Savannah College of Art and
Design, Amerika Serikat
merupakan salah satu pekerja
dibalik layar beberapa film
terkenal. Sebut saja Transformers
3, GI Joe, hingga yang terbaru
Spiderman 4. Bahkan,saat ini dia
juga tengah merampungkan
beberapa proyek gim, seperti
Starwars dan Lord of the Rings.
WIRAWINATA
Lulusan Nanyang Polytechnic
(Singapore) dan Art Centre
Collage of Design (Passadena/ CA-
US) ini awal nya sekedar
menyelesaikan film animasi “The
Small Red Plane” sebagai final
project kelulusan di Art Centre,
dan iseng” mengirimkan film
mereka ke festival film animasi
Internasional. Diluar dugaan The
Litte Red Plane meraih banyak
penghargaan seperti medali
emas Student Emmy Award dan
Dance With Film, Piala Kristal di
Festival Film Heartland, serta
ditayangkan khusus di Festival
Film Cannes. Kini Wira dengan
perusahaan yang didirikannya
Shadedbox mulai beralih ke
dunia animasi komersial, dengan
bekerja sama dengan Cartoon
Network, The Gotham Group,
Buena Vista Games, Sony
Computer Entertainment of
America, Microsoft, Midway
Games dan Landor. Karya lainnya
seperti pembuatan animasi iklan:
Burger King, Toyota Yaris, Air
Transport Authority dan FIlm
Animasi Desperate Housewives.
MARSHA CHIKITA FAWZI
Putri indonesia yang menjadi
Animator Film Upin-Ipin namanya
Marsha Chikita Fawzi, Putri
pasangan selebritis Ikang Fawzi
dan Marissa Haque. Kiki
panggilan akrab nya ini saat
memulai Karirnya saat ikut
program magang di perusahaan
di Las’ Copaque Production
(rumah produksi yang membuat
film animasi Upin-Ipin). Sejak
awal 2010, dia diterima di sana .
Bahkan, dia merupakan satu-
satunya orang Indonesia yang
bekerja di perusahaan tersebut.
Dia terjun langsung ikut
membuat animasi film anak-anak
yang banyak digemari di
Indonesia itu. Meski magang, Kiki
sudah dibayar RM 500 (ringgit
Malaysia) atau Rp 1.400.000
(kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan.
Lantaran pekerjaannya dinilai
istimewa, Kiki akhirnya diterima
sebagai karyawan dengan gaji
lebih besar. Awalnya, Marsha
bekerja serabutan di studio itu.
Maklum, untuk bisa menjadi
profesional, pekerja di sana
harus bisa mengerjakan semua
bagian. Tapi kini Marsha sudah
mendapat posisi yang pasti, yaitu
di bagian komposter. Bagian
tersebut khusus menangani efek
visual, termasuk pewarnaan
pada animasi agar terlihat
sempurna dan enak dilihat.
PAMELA HALOMOAN
Setelah Rini Sugianto berhasil
menjadi animator dunia, kini
muncul animator dan ilustrator
bernama Pamela Haloman. Di
usianya yang baru 19 tahun,
karya Pamela telah dinikmati
masyarakat Singapura, Amerika,
Inggris dan Turki. Tida hanya itu,
karakter yang Ia buat telah
berhasil menarik perhatian
banyak pengunjung saat
dipamerkan di Singapore Game
Toy Comic Convention. Ribuan
karakter telah dibuat oleh
Pamela, namun salah satu
karakter bernama “Wolly” yang
membuat Pamela mendapat
cukup perhatian. Wolly adalah
salah satu karakter ciptaan
Pamela yang digambarkan
dengan muka seekor babi
dengan mata setengah terbuka
yang diikuti bentuk badan
penggabungan dari beberapa
hewan. Pameran pertama Pamela
pun dilakukan di Papertoys
Exhibition di Turki dan langsung
mendapat perhatian dari pihak
galeri.
Sumber : ideanimasi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar