Kamis, 31 Januari 2013

Lubang Cacing atau Wormhole
Terbentuknya Alam Semesta
Dahulu,
alam
semesta
yang jauh
lebih besar
daripada
milik kita
sekarang
ini yaitu
bintang raksasa yang runtuh.
Ledakan berdesakan begitu
banyak massa dan energi secara
bersama menciptakan lorong
cacing (wormhole) menuju alam
semesta lain. Dan di dalam lorong
ini, alam semesta kita sendiri
lahir. Mungkin terlihat fantastis,
tetapi fisikawan mengklaim
bahwa skenario seperti itu bisa
membantu menjawab beberapa
pertanyaan yang paling
membingungkan dalam
kosmologi.Sejumlah aspek
tentang alam semesta tidak
masuk akal. Salah satunya adalah
gravitasi. Para ilmuwan tidak
dapat membuat rumus
matematika yang menyatukan
gravitasi dengan tiga kekuatan
dasar alam (basic forces of
nature) yang lain yaitu tenaga
kuat dan tenaga lemah nuklir
serta elektromagnetisme.
Masalah lain adalah energi gelap
(dark matter) yaitu fenomena
misterius yang tampaknya
memperluas alam semesta ke
tingkat percepatan, meskipun
gravitasi seharusnya atau
setidaknya memperlambat
ekspansi.
Nikodem Poplawski dari Indiana
University di Bloomington
mengatakan bahwa teka-teki ini
mungkin akibat dari terhentinya
memecahkan alam semesta yaitu
big bang. Teori big bang
menyatakan bahwa alam
semesta dimulai dari satu titik
(singularitas, singularity) sekitar
13,7 miliar tahun lalu yang telah
berkembang ke luar sejak saat
itu. Poplawski berpendapat,
mungkin perlu dipertimbangkan
sesuatu yang ada sebelum big
bang muncul.
Lorong cacing, menurut
perhitungan Poplawski, adalah
runtuhnya bintang raksasa di
alam semesta lain yang bisa
menciptakan sebuah saluran
ruang dan waktu untuk alam
semesta lain. Di antara kedua
bukaan, kondisi dapat
berkembang serupa dengan
yang kita kaitkan dengan big
bang. Oleh karena itu alam
semesta terbentuk dalam lubang
cacing.
Skenario seperti itu bisa
mengatasi quandaries tentang
gravitasi dan alam semesta yang
mengembang. Jika alam semesta
yang lain ada sebelum yang kita
tempati ini, gravitasi bisa dilacak
kembali ke titik di mana bersatu
dengan kekuatan nuklir dan
elektromagnetisme. Dan jika alam
semesta kita sekarang
memperluas ke arah ujung
lubang cacing, pergerakan ini
(materi gelap yang sulit
dipahami) bisa menjadi akses
untuk memahami perluasan alam
semesta.
Poplawski mengakui bahwa
perhitungan perlu perbaikan
lebih lanjut dan menerbitkan
analisisnya pada hari Senin lalu di
Physics Letters B. Untuk satu hal,
mereka harus menjelaskan
bagaimana lubang cacing
terbentuk di tempat pertama.
Dan bukan tentang perjalanan
antar alam semesta. Fisika dari
lubang cacing serupa dengan
fisika lubang hitam. Jika anda
dapat melewati cakrawala
peristiwa lubang cacing maka
dapat mengunjungi alam
semesta di sisi lain, namun anda
tidak pernah bisa kembali. “Anda
tidak bisa pulang,” kata
Poplawski.
Martin Bojowald, kosmolog dari
Pennsylvania State University di
University Park, mangatakan
bahwa dirinya tidak akan
berpikir sejauh itu. Proses
keruntuhan gravitasi ke lubang
cacing oleh analisis Poplawski
agak sedikit “dibesar-besarkan.”
Akan sulit untuk membayangkan
hipotesis ini memiliki aplikasi “di
luar teori murni,” kata Bojowald.
Namun, Eduardo Guendelman,
teoritikus dari Ben-Gurion
University of the Negev di
Beersheba, Israel, menemukan
sisi lain dari makalah Poplawski
yaitu mendefinisikan
persimpangan dua dunia dengan
“sangat instruktif.” Guendelman
mengatakan, pertanyaan kunci
adalah apa yang diperlukan
untuk terbentuknya lubang
cacing.